Seserahan Midodareni. Susunan Acara Midodareni Tak hanya sebatas acara malam terakhir melajang kedua mempelai pernikahan adat Jawa harus menjalani serangkaian upcara Dalam satu malam Moms akan melihat ada beberapa upcara sakral yang mereka jalani Adapun susunan acara midodareni antara lain 1 Jonggolan/Seserahan.

Makna Seserahan Adat Jawa Blog Tiga Dara seserahan midodareni
Makna Seserahan Adat Jawa Blog Tiga Dara from Blog Tiga Dara

Midodareni biasanya dilakukan pada malam hari sesudah prosesi siraman yaitu tahap pembersihan bagi kedua calon pengantin sebelum hari sakral pernikahan Di mana calon pengantin lakilaki datang bersama keluarga dengan membawa seserahan untuk keluarga perempuan guna mempererat tali silaturahmi.

Mengenal Midodareni, Rangkaian Upacara Pernikahan Adat Jawa

Seserahan Midodareni Dalam midodareni calon mempelai pria datang bersama keluarganya ke kediaman pengantin wanita dengan mengenakan busana Jawa beskap landung/ surjan (untuk adat Jogja) tanpa keris Mereka yang datang nantinya akan membawa seserahan unt.

Arti dan Susunan Acara Midodareni Lengkap Dalam Adat Jawa

Seserahan Midodareni Dalam midodareni calon mempelai pria datang bersama keluarganya ke kediaman pengantin wanita dengan mengenakan busana Jawa beskap landung/ surjan (untuk adat Jogja) tanpa keris Mereka yang datang nantinya akan membawa seserahan untuk canlon pengantin berupa pakaian alas kaki kosmetik buahbuahan dan makanan.

Midodareni Arti, Sejarah, hingga Susunan Acara

Sebelum malam Midodareni dimulai calon pengantin pria datang bersama keluarga ke kediaman pengantin wanita dengan membawa seserahan Seserahan tersebut biasanya terdiri dari pakaian alas kaki bahan dan alat rias buah dan makanan Saat itu calon pengantin pria mengenakan busana Jawa beskap landung atau surjan tanpa memakai atribut keris.

Makna Seserahan Adat Jawa Blog Tiga Dara

Malam Midodareni, Malam Istimewa Pengantin Jawa – Plaminan

10 Fakta Midodareni, Rangkaian Upacara Adat Jawa sebelum

Mengenal Prosesi Midodareni, Malam Sakral bagi Calon Pengantin

Mengenal Midodareni, Rangkaian Pernikahan Tanah Jawa seruni.id

SeserahanTantinganJonggolanUpacara Turunnya Kembar MayangAngsul AngsulCalon Pengantin Putra bersama keluarga nya datang ke kediaman calon pengantin wanita dengan mengenakan busana Jawa beskap landung / surjan (untuk adat Jogja) tanpa keris Rombongan ini membawa seserahan untuk calon pengantin wanita berupa barang kebutuhan seperti busana alas kaki kosmetik buahbuahan makanan Seserahan tidak sama seperti peningset dan bukan suatu keharusan melainkan tanda kasih ikatan kekeluargaan Seserahan tersebut diserahkan oleh wakil dari pihak calon pengantin pria kepada ibu calon pengantin wanita dan untuk selanjutnya di simpan di kamar pengantin Pada acara ini orang tua calon pengantin wanita mendatangi putrinya di kamar pengantin dan menanyakan mengenai kemantapan hati calon pengantin wanita untuk menikah esok hari Calon pengantin wanita akan menjawab kemantapan nya dan meminta kepada orang tua nya untuk di carikan sepasang kembar mayang sebagai syarat pernikahan Acara ini di artikan bahwa calon pengantin pria menghadap calon mertua nya yaitu ayah calon pengantin wanita dengan tujuan nya adalah untuk menunjukkan bahwa calon pengantin pria dalam keadaan sehat dan mantap untuk menikahi putri mereka esok hari Selama jonggolan calon pengantin pria menjalani Nyantri yaitu di beri nasihat dan wejangan untuk menjalani kehidupan rumah tangga Petuah tersebut berupa Catur Weda (4 petunjuk) yang pada intinya berisi tuntunan sebagai suami dan ayah sebagai anak yang berbakti kepada orang tua sebagai masyarakat dan sebagai hamba Tuhan Pada malam Midodareni calon pengantin pria tidak di perbolehkan untuk menemui calon pengantin wanita dan hanya boleh berada di beranda rumah serta hanya di suguhi air putih oleh ibu calon pengantin wanita Turunnya kembar mayang merupakan saat sepasang kembar mayang dibuat Kembar mayang ini milik para dewa yang menjadi persyaratan yaitu sebagai sarana calon pengantin perempuan berumah tangga Dalam kepercayaan Jawa kembar mayang hanya dipinjam dari dewa sehingga apabila sudah selesai dikembalikan lagi ke bumi atau dilabuh melalui air Dua kembar mayang tersebut dinamakan Dewandaru dan Kalpandaru Dewandaru mempunyai arti wahyu pengayoman maknanya adalah agar pengantin pria dapat memberikan pengayoman lahir batin kepada keluarganya Sedangkan Kalpandaru berasal dari kata kalpa yang artinya langgeng dan daru yang berarti wahyu maksudnya adalah wahyu kelanggengan agar kehidupan rumah tangga dapat abadi selamanya Sebelum pulang orang tua calon pengantin wanita memberikan angsulangsul atau oleholeh pada calon pengantin pria yakni pusaka berbentuk keris sebagai simbol untuk melindungi keluarga dan rumah tangganya nanti dan juga kancing gelung yakni seperangkat pakaian untuk dikenakan pada upacara panggih besok Adapun dengan selesainya midodareni saat jam 2400 calon pengantin dan keluarganya akan makan bersama dengan berbagai macam hidangan.